Apr 4, 2020

Baruku tersadar, dalam Insomnia, aku bisa punya teman

Insomnia, kata yang tak asing lagi bagi setiap orang, begitu pula denganku. Malahan, aku selalu bertemu dengannya setiap hari, setiap malam. Iya, insomnia itu gangguan tidur, kamu bakalan terbangun setiap malam ditengah tidurmu. Entah karena mimpi, tiba2 terbangun, bisa juga karena kamu sedang banyak pikiran atau kamu memiliki gangguan masalah mental, seperti bipolar disorder.

Insomnia ini datang sejak aku SMA. Saat itu, rumah lamaku yang membuatku insomnia terasa menyeramkan. Kenapa? Karena belakang dari kamarku adalah rumah tua tak berpenghuni. Darisitu, aku mulai mencari cara supaya tidak insomnia. Aku mulai sering menyewa buku di perpus sekolah. Aku masih ingat buku apa saja yang aku sewa, ada narnia seri 1 sampai tamat, eragorn dengan buku yang sebegitu tebalnya, ku bisa membacanya dikala insomnia melanda, lalu beberapa buku novel fiksi lainnya. Yang membuat insomniaku semakin parah, ketika pacar pertamaku datang dihidupku. Dia jauh lebih muda dariku. Tapi, dia masih belum bisa aku panggil lelaki kala itu. 

Insomniaku semakin menjadi, dikala aku sedang kecapekan, sedang memikirkan sesuatu yang nggak penting2 amat, atau karena mimpi buruk. Btw, aku sering sekali mengalami mimpi buruk, seperti tiba2 jatuh dari gedung bertingkat, lalu terbangun dikala aku sudah terjatuh dibawah dan masih banyak lagi mimpi buruk setiap malam yang aku rasa itu seperti terjadi nyata. 

Sedari dulu, aku belum menyadari, kalau maksut Tuhan membuatku insomnia, supaya lebih mendekatkan diri kepadaNya. Akhir-akhir ini saja, aku mulai merasa tertampar oleh keadaan. Keadaan yang memaksa, memang benar hidayah tidak datang dengan sendirinya, tapi dengan dorongan dari orang lain juga. 

Kali ini, insomnia ku akan ku manfaatkan dengan bersimpuh dihadapan sang Kuasa, sang Pencipta. 

Lalu kenapa aku tidak membaca buku saja seperti dulu? Dewasa ini, masalah demi masalah sering terjadi, hal itu menjadikanku untuk tidak bergairah membaca buku. Pun kalau aku membacanya, aku akan langsung tertidur karena mata sudah lelah, hati pun juga. Oleh karena itu, aku lebih memilih menulis disini, selalu bermunajah kepadaNya, daripada membuat status yang nantinya akan mengundang pandangan buruk terhadapku. 

Baruku tersadar, insomnia bisa semanfaat ini. Insomnia membuatku merasa lega karena aku masih punya Tuhan YME. Karena, diumur yang sudah semakin menua ini, aku semakin memiliki sedikit teman untuk bercerita, teman untuk bercanda, teman yang membuatku merasa nyaman untuk bercerita. Ya, begitulah kehidupan, orang datang dan pergi, tanpa pamrih ataupun permisi. Terima kasih Tuhan, atas segala kesadaran ini. Terima kasih sudah menjadi temanku dikala aku sedang sendiri seperti ini. 

Apr 3, 2020

Aku "gpp"

Aku "gpp" 2 kata yang singkat namun mendalam.

Memilikimu serasa menjadi makhluk yang paling bahagia dimuka bumi. Aku terus menunggu. Semuanya aku berikan padamu, cintaku, waktuku, pengorbananku, benar2 semuanya. (Jangan tanya aneh2 lagi)

1,5tahun kau lulus dari bangku kuliahmu. Bahagiaku semakin menjadi karena kau akan segera bekerja dan melamarku. 

Namun, seketika kau membantingku hingga ke palung bumi. Kamu bekerja nan jauh disana. Kata pertama yang aku katakan "aku gpp"
Namun, semua itu palsu. Aku tersiksa dengan seluruh kerinduan yang menggunung. 
Sebelum kau pergi, kau berjanji, hanya 6 bulan, lalu aku akan kembali dengan gaji dan juga janji untuk segera memiliki. 

5 bulan berlalu, kau mengabarkan sesuatu yang perih. Kau menghabiskan seluruh gaji dan tabunganmu. Kau mengosongi seluruh isi saldomu. Kau bingung, bagaimana nantinya keadaanku setelah tau itu semua. Perlahan, kau memberitahu semuanya.
Aku itu sudah jatuh ke dasar palung bumi. Lalu, kau dorong lagi aku hingga keluar bumi. ~aku menghilang~
Aku tidak tau apa yang ada dipikiranmu. Kenapa engkau setega itu terhadapku? Apa yang telah aku perbuat terhadapmu? Kenapa kau mengingkari semua janjimu sendiri. Kenapa kau menjatuhkan semuanya. (Ngetik sambil nangis)

Aku coba menenangkan diri. Berpikir jernih. Menahan hati yang tersakiti. Walau perih tak terobati.

Ku mengatakan "yaudah, nanti bisa dikumpulin lagi"
Hanya kalimat itu yang bisa aku lontarkan ditengah kehancuranku. 

Aku benar2 nggak tau, sebenarnya diriku salah apa kepadamu. Apa selama ini, waktuku 2 tahun belum cukup untukmu? Apa selama ini, pengorbananku belum cukup untukmu? Kenapa kau tega melukai hati orang yang tulus akan segalamu? 

Aku benar2 hancur untuk yang kedua kali.

Mencoba bertahan, itulah jalan satu2nya. Karena aku merasa semuanya akan baik-baik saja. Aku mempercayaimu untuk kesekian kalinya. Lagi lagi, aku harus menunggu untuk bertemu yang aku kira tinggal sebentar lagi.

Pada kenyataannya, kamu tidak bisa kembali dibulan ke 6. Lantas bagaimana denganku? Aku sudah tidak menjadi manusia lagi. Tapi, aku sudah menjadi tetesan air mata yang jatuh karenamu lalu tersapu oleh angin. 
Sebelumnya, kita sepakat untuk melakukan pertunangan tanggal 25 Maret 2020. 
Namun, semuanya seakan mati! 
Iya, mati! Nggak terkubur, hanya saja mati lalu menghilang! Kau membiarkanku mati secara perlahan! Seakan pasti tapi tidak peduli! Seakan cinta tapi selalu menyakiti! 

Sudah ketiga kalinya aku merasakan jatuh yang teramat sakit! Sekarang, aku sedang berada diluar bumi, hilang, tanpa jangkauan darimu. Tenang, tanpa adanya gelisah. Mungkin, ini adalah tempat yang tepat untuk menggambarkanku. Terusir! 

Aku mencoba untuk mengatakan hal yang membuatku sembuh secara perlahan 
"Yaudah, gpp. Nanti bisa dibicarain lagi, kapan waktu yang tepat" (Sambil menitihkan air mata)

2 minggu merenung, seperti orang kehilangan arah dan tujuan. Pupus sudah harapanku untuk menjadi orang paling bahagia pada bulan Maret 2020! 

Aku marah! Pada Tuhan pun, aku berserah, pasrah! 
Lantas, kau semakin jauh dariku. Semakin kau acuh padaku. Semakin kau tak peduli. Semakin kau pergi. Semakin kau jauh. Semakin kau menghilang, TAPI AKU MASIH BERHARAP! 
AKU BERSABAR. 

LALU, SABARKU SIRNA...
Disaat kau sedang jenguk seorang ibu yang sedang sakit. Yang sebenarnya dia bukan ibumu! Kau mengabaikan pesanku. Kau mengabaikan panggilan rindumu. (Hatiku tertusuk)
Lalu, kau datang dengan penuh kepolosan. Tanpa tanya, meski hanya maaf yang terlontarkan. 
"Maafkan aku, aku sedang menjenguk ibu ini sakit"

LALU, KAU ANGGAP AKU INI SIAPA? BUKANKAH AKU INI CALON IBU DARI ANAK2 KITA NANTI? KENAPA KAU MENGABAIKANKU, KENAPA KAU MEMILIH ORANG ASING ITU! AKU MARAH!

Rinduku tak terbendung, hatiku yang sudah kau hancurkan menjadi butiran virus! 3 kali kau menyakitiku, sekarang kau mengacuhkanku hanya demi seorang yang tidak kau kenal pasti! (Ku terpesona akan baikmu yang hanya untuk orang lain!)

Semua rasa sakit ini sudah tidak tertahankan. Aku memilih untuk menyudahi semua ini. "Yasudah, sana nikah aja sama ibu2 itu, nggak usah sama aku, kita putus! Biarkan aku menikah dengan yang lain! AKU GPP!"

Seketika, aku memblokir seluruh kontaknya tanpa dia mengucapkan kata maaf dan apapun itu.

Seluruh dunia seperti mati. Dunia seakan merasakan perihku. Turunlah hujan lebat dikala malam itu. Semakin menjadi rasa sakitku terhadapmu. Aku menangis sekencang2nya. Kala itu, hanya tangis yang bisa menenangkanku. 1 Maret 2020. Itulah akhir dari segalanya tentangmu, tentang hubungan ini yang seharusnya gpp, menjadi papa.

2 minggu berlalu, diriku masih dilanda kesedihan. Rasa trauma akan sebuah janji serius itu menjadi seolah sudah mendarah daging ditubuhku. 
Tiba2 kuteringat semua kenangan tentang kita. Berapa banyak harta yang aku habiskan bersamamu. Hingga malam hari, aku bermimpi tentangmu, tentang kehadiranmu, aku rindu kamu~~~

Tanpa sadar, aku mengirim pesan kepadamu. "Aku bermimpi tentangmu. Bermimpi kalau aku sudah ada yang punya, namun kau melihatnya, kau akhirnya merasakan sakitku."

Kau menjawab "Sudah marahnya? Sudah membaik hatinya? Boleh meluruskan sesuatu?" 
Karena aku tidak mau menyakiti diriku sendiri lagi. Aku jawab "aku enggak marah, hatiku juga tidak sedang sakit. Aku baik2 saja, justru malah lebih baik"
Kaupun berkata "yasudah kalau memang baik2 saja, boleh aku bertanya? Mau kembali padaku atau menyudahi semuanya?"
Dengan bimbangnya, ku berpikir dan tidak tahu mana pilihan yang terbaik. Hanya saja, hatiku berbisik "Tidak, aku tidak akan kembali padamu. Aku muak denganmu. Kau sudah menyia-nyiakan waktuku selama 2 tahun. Semua pengorbananku percuma!"
Kaupun menjawab "ya kalau gitu, tolong transfer sejumlah uang yang sudah aku usahakan demi kita kedepannya lagi"
Panjang lebar kami berdebat, seakan aku tak mau melepaskannya, namun kalau diteruskan akan tetap menyakitkan.
Dengan beratnya ku menjawab untuk yang terakhir kali "sudah transfer! Kita sudah tidak ada urusan lagi. Bye!" 
"Bye!" jawabmu singkat.

Keempat kalinya, aku menjadi debu. 14 Maret  2020 adalah hari terakhir kita berbicara melalui chat. 
15 Maret 2020 teman2 datang menghiburku.

17 Maret 2020, seorang adik kelas tiba2 datang, seakan mau menawarkan pundaknya padaku bersandar untuk sementara. Entah dikirim Tuhan, atau bagaimana, aku semakin tak mengerti. Terima kasih sudah memberiku ruang kenyamanan sementara. Aku hanya nyaman denganmu, meski hanya lewat pesan, seringkali kau membuatku tertawa dan lupa akan semua sakitku. Kamu itu obatku! Iya, hanya obat pelipur lara yang fana. Obrolan demi obrolan, kau lontarkan, aku semakin nyaman denganmu. Tapi, apakah ini tidak terlalu cepat? Aku coba tahan dulu, menyibukkan diri. Lalu, Entahlah. Yang pasti, aku tidak mau lagi terjebak dengan zona nyaman dalam kurun waktu yang lama. Terima kasih sudah membuatku tertawa dan bangkit dari keterpurukan ini. Tuhan mengirimkan orang yang tepat melalui sosokmu, yang hanya sementara. Aku tidak ingin merusak pertemanan yang nyaman ini. Sudahlah, KAU HANYA TEMAN YANG MEMBUATKU NYAMAN! TIDAK BOLEH LEBIH!

26 Maret 2020, seorang lelaki polos juga datang tapi aku tidak merasa nyaman dengannya. Dengan terpaksa, aku balas setiap pesannya yang membosankan. Biarlah, sebagai penghilang rasa sepiku.
28 Maret 2020, rekan kerja lelaki juga mendekatiku. Namun, dia masih seperti haus akan perhatian dan kasih sayang. Dia terlalu lemah untukku yang juga lemah. (Nyengir)

1 April 202, temanku berbicara melalui komentarnya di facebook. "I feel you, sissy. You might be losing but you are not lost. Show everyone that you're sparkling till someone special notice it"
Wooww... That words so mean to me! Lalu, dia juga bercerita tentang pengalamannya yang aku bisa bilang hampir sama denganku. Lalu, ku tersadar.

Aku gelisah. Aku putuskan untuk menuju ke jalanMu. Bersimpuh dihadapanMu. Berserah diri. Berkeluh kesah terhadap semua perihku. Tuhan, hanya Engkaulah penolongku. Terima kasih telah menyadarkanku. Terima kasih atas segala nikmatMu. Aku bersyukur dan aku akan bahagia, pada waktunya. Aamiin.