Mar 22, 2011

Gadis Cantik Sang Penggembala

Gadis Cantik Sang Penggembala dan Malaikat Cinta
Domba-domba Agnes telah dilepas dipadang rumput yang luas, sambil mengembik domba-domba itu berlari menuju ke makanannya dan Agnes berada dibelakang domba-domba itu dengan memegang sepucuk batang kering guna menggiring domba-dombanya. Jika hari mulai petang, ia kembali menggiring domba-dombanya ke kandang, pekerjaan seperti itulah yang dilakukannya setiap hari. Ia hidup di dunia ini sebatang kara, ia hanya diwariskan gubuk kecil dipuncak bukit yang ditumbuhi rerumputan liar sebagai makanan domba-domba gembalaannya. Dan tak lupa pula orang tuanya mewariskan nama pendek nan imut untuk dirinya dan itu sangat berarti baginya.
Hari, bulan dan tahun telah berganti. Domba-domba Agnes semakin bertambah besaar dan bertambah banyak pula. Kesibukan Agnes pun juga bertambah padat. Dengan kesibukannya itulah Agnes dapat sedikit demi sedikit melupakan pria tampan itu. Kesedihannya telah mulai terkikis dengan hari-harinya yang semakin sibuk.
Dimusim semi yang rindang dengan cuaca yang cerah, saat Agnes sedang berdiri memegang batang kering dan menggiring domba-dombanya ke padang rumput, dari kejauhan Nampak seorang pria yang berjalan dengan seorang wanita berambut panjang menuju kearahnya yang sedang asyik dengan domba-dombanya. Semakin dekat pria itu dengan Agnes, raut mukanya nampak semakin jelas. Jantung Agnes berdetak keras, matanya terbuka lebar dan jiwanya pun tak tenang. Tubuhnya gemetar seakan akan berkata padanya kalau pria itu adalah Ali, pria idaman yang selama ini Agnes impikan. Dan ternyata benar, pria tampan itu adalah Ali. Dan Ali pun demikian, Ali tahu kalau gadis yang sedang berdiri itu adalah Agnes. Secara spontan, Ali melepaskan gandengan tangannya dengan gadis berambut panjang itu. Dan secara perlahan pula Agnes berbalik arah dan tidak sengaja air matanya menetes dan berjalan menjauh dari Ali. Agnes tidak pernah menyangka kalau ia akan bertemu dengan pria itu lagi. Agnes berbisik pada hatinya
“wahai kehidupan, kenapa engkau seakan-akan menyiksaku, disaat aku mulai melupakannya dan kesedihan itu sedikit terkikis, kau kembalikan lagi kesedihan dan memory-memory indah yang hanya akan ada dalam khayalan terselubung kain hitam yang tak tampak oleh manusia dan hanya akan tampak oleh sang malaikat cinta yang menjaga namanya dihatiku”
Dengan hati yang resah dan raut muka yang tampak kebingungan, Ali mengejar Agnes. Ia berlari sekuat tenaga dan memanggil-manggil nama Agnes. Dan dengan nafas yang terengah-engah Ali berkata pada Agnes
“hentikan langkahmu, wahai kau wanita cantik, aku tahu kemarahanmu telah memuncak. Namun, izinkanlah aku menjadi muallaf dalam kehidupanmu dan menemanimu menggembalakan domba-dombamu itu tiap pagi dan sore”.
Dan Agnes pun menjawab dengan isak tangisnya
“kau tahu ku cintamu, namun kenapa kau tak berkata sepatah katapun padaku kalau kau akan bertunangan dengan gadis berambut panjang itu”.
Sambung Agnes “wahai kau pria tampan, aku telah menemukan kehidupanku. Dan kau pun juga begitu. Dan kalau kau memang masih menyayangiku tinggalkan kehidupanku beserta domba-dombaku. Hiduplah bahagia dengan wanita kaya yang telah orang tuamu pilih untuk menemanimu hingga akhir hayatmu. Dan kau tak perlu khawatir akan keadaanku karna sang malaikat akan selalu menjaga dan menjadi ayah bagiku”.
Semua jadi terdiam dan hanya suara gemuruh angin yang semakin menambah kesunyian. Hantu-hantu penggoda disekitar semakin menampakkan dirinya. Tiba-tiba wanita berambut panjang itupun mendekati mereka sambil berkata dengan hati yang sangat terpaksa
“Ali, Agnes maafkan aku, aku tak sengaja mendengar pembicaraan kalian berdua”.
Hingga tak terasa air matanya telah menyentuh pipinya, dan wanita itu berkata pada Ali dan Agnes dengan penuh derai air mata
“sang malaikat telah menakdirkan kalian berdua menjadi pasangan yang abadi, dan kini pengganggu itu datang untuk menghancurkan keabadian itu”.
“aku memang kejam, teramat kejam, orang tua Ali tergiur akan harta kekayaanku, dan aku bisa merebut Ali darimu”.
“Agnes, maafkan aku, aku tak tahu kalau ada gadis cantik yang mencintai Ali dengan sepenuh hati dan gadis itu selalu dijaga oleh sang malaikat” sambung wanita berambut panjang itu dengan menggenggam erat tangan Agnes.
“Oh, Tuhan berdosa sekali hambamu ini, dan mungkin ayahanda sang malaikat yang selalu menjagamu itu juga tidak akan memaafkan diriku yang kotor ini. Tuhan, jika kau mengambil roh ku dari ragaku, izinkan aku terlebih dahulu untuk membahagiakan mereka berdua”. Ucap wanita itu memelas.
Agnes menjawab “ kau tak perlu bersedih, kau hanya dijadikan objek penggoda oleh para iblis”.
Senyum wanita itupun mulai tampak, wajah ceria mulai terpasang rapi.
“bolehkan aku mengajukan permintaan yang harus kalian kabulkan ? aku ingin kalian dipersatukan kembali oleh malaikat cinta itu”. Ucap wanita cantik itu dengan penuh pengharapan sambil meraih tangan Ali dan Agnes.
“Tapi, bagaimana dengan keluargamu ?” Tanya Ali.
“Biar saja aku yang membicarakan ini semua tentang kalian dan mereka pasti akan mengerti”. Sahut wanita cantik itu.
Dengan wajah memerah, Agnes menerima tawaran wanita itu dan mereka berjanji akan hidup berdampingan hingga tutup usia. Mereka bertiga sangat senang.
Dan domba-domba Agnes pun mulai memberi tanda kalau matahari sudah mulai beranjak dari peraduannya. Ali, Agnes dan wanita berambut panjang itu bersama menggiring domba-domba Agnes menuju kandang. Dan mereka pun juga mulai memasuki gubuk kecil nan imut Agnes.
Api di perapian rumah Agnes menambah kehangatan makan malam mereka bertiga. Senda gurau dan tawa mereka mengundang sang malaikat. Lonceng sang malaikat pun terdera keras ditelinga mereka, dan mereka bertiga pun serempak menoleh ke kanan dan melihat sesosok cahaya putih berdiri di perapian dan seolah-olah tersenyum kepada mereka bertiga. Dengan penuh kebahagiaan, Agnes berkata kepada sang malaikat
“ayahanda sang malaikatku, Agnes hari ini begitu bahagia, terima kasih ayahanda, berkat ayahanda lah Agnes bisa meraih cinta Agnes kembali”
Dan sang malaikat hanya tersenyum dan mendentingkan loncengnya seolah-olah memberi tanda senyumnya itu.

---Selesai---

No comments: